"PRAKATA REDAKSI"

Salam Alumnus,

Selamat Tahun Baru 2015

VIVA UNSOED





"KUMPUL WARGA WARUNG CAK BOD"

Dari kiri ke kanan: Jeng Didin, Satrio, Drajat, Agus Bod, Gus Brenk, Yanto

“Nogo Dino- Nya pas banget hari ini!!! “, begitu kata Bu Lurah WCB, atau dalam Warung Cangkrukan Cak Bod lebih dikenal dengan panggilan Jeng Didien, mengomentari kumpulnya sebagian warga Warung Cak Bod di Resto “PRIMA RASA” Jl. A.Yani. Surabaya siang itu..

Kumpulnya warga terinisiatif dari salah satu obrolan di cangkrukan WCB, yang mengajak Bu Lurah makan siang bersama-sama dengan warga WCB, singkat kata gayung bersambut, maka rapat singkat via “sms-an”; “bbm-an”; maupun saling "tilpun-tilpunanpun" berlangsunglah, yang ahkirnya “Nogo dino” serta “tempat kumpul” ditentukan dan akhirnya diputuskan untuk mengundang warga WCB. Cak Bod sebagai “pemilik” dan ”penjaga” WCB mulai aktif menyebarkan woro-woro untuk mengundang warga WCB.


Kumpul warga WCB berlangsung singkat namun tidak mengurangi subtansi silahturahmi serta tidak mengurangi gambaran celotehan yang sering disampaikan oleh para warga dalam WCB. Mas Brintik (satrio) dengan “Kartoloannya”, Pak Jajak (Drajat Sukmono) dengan “style pengacaranya”, Pak Yanto sebagai “pendidik”, Cak Bod sebagai “penjaga warung”, Jeng Dien sebagai “Bu Lurah” yang mengayomi warganya. Warga WCB yang hadir berceloteh dan ngobrol sepuasnya bagai di WCB, berbagai ide maupun gagasan terlontar dalam celotehan, seperti usulan Bu Lurah kepada Cak Bod untuk meracik menu-menu baru dan menu menu tambahan agar dagangannya di WCB lebih banyak pengunjungnya. Pak Dosen Yanto mengusulkan adanya rutinitas temu darat WCB.

Kumpul Warga WCB juga dihadiri oleh Mas Brenk’s, yang kebetulan sedang bertugas dan bertandang di Surabaya, jadi “klop-lah”,  para pengandok WCB pada berkumpul dan cangkrukan, apalagi disela-sela asiknya obrolan seluler Bu Lurah berdering yang ternyata dari salah satu warga cangkrukan juga yaitu Jeng Wie yang kebetulan sedang dalam perjalanan menuju Slawi, maka makin meriah dan semaraklah suasana cangkrukan-nya.
  
Namun ada satu yang kurang lengkap dalam acara Kumpul Warga WCB, dengan berhalangannya ”Pak Mantan Ketua” atau Cak Takris untuk hadir dan bergabung dalam acara ini, karena lagi kurang sehat, sehingga kumpul warga WCB tidak diawali sama sekali dengan kata sambutan, karena “….yang biasa membuka dan memberi kata sambutan adalah Pak Mantan Ketua, atau Cak Takris….”, begitu celotehan teman-teman WCB yang kumpul.

Makna yang dipetik dari hasil Temu Warga WCB adalah meningkatnya silahturahmi, terjalinnya persahabatan, tali persaudaraan, diantara warga WCB yang notabene kawan, teman dan sahabat dikala mendulang ilmu di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, semakin terjalin dengan baik, tanpa mengurangi nilai tata karma, menjunjung sikap saling menghormati, menjunjung tinggi batas kesopanan serta sikap toleransi dan tolong menolong. Hayu…kita tingkatkan lagi nilai nilai ini.

Redaksi

Form Sumbangan Artikel, Konsultasi, Kritik & Saran Anda


Nama
Email
Judul
Artikel/Uraian
Image Verification
captcha
Masukkan Kode di Sebelah Ini:
[ Refresh Image ] [ What's This? ]