"PRAKATA REDAKSI"

Salam Alumnus,

Selamat Tahun Baru 2015

VIVA UNSOED





"NGONO yo NGONO tapi OJO NGONO" by Kang Tani

Pengantar Redaksi:
Tergelitik polemik dalam "obrolan arek-erek" di Blog ini, yang sudah berkaitan dengan perbedaan pendapat tentang suku dan ras, sehingga untuk mencairkan suasana perlu adanya suatu "pencerahan" yang dapat menetralisir. Berikut sumbangan tulisan dari salah satu warga blog WCB  sebagai pencerahan yang sangat bagus, kami berharap dapat menyejukkan komunikasi blog WCB.


Sungguh demi Allah aku lagi bebal ide, dicekoki gelitikan yang mestinya bisa melahirkan banyak tulisan malah buntet, nggak ‘mbrujul-mbrujul’ juga itu gagasan. Terpaksa aku nglurug ke guru spiritualku kulakan tulisan untuk teman-temanku yang lagi berpolemik tentang ungkapan ‘falsafah’ Jawa, yang digulirkan oleh salah satu di antara mereka. Guru spiritualku juga geleng-geleng kepala lantaran ia merasa bukan Jawa sepenuhnya, beliau orang Osing yang konon menurut kakek neneknya ia merupakan generasi tri hybrid, ditubuhnya mengalir darah Jawa, Madura dan Bali. Jadi kalau diminta ngomong tenmtang falsafah Jawa, beliaunya mesasa tidak jangkep alias kurang PD. Tapi karena sungkan sama muridnya yang mbaleng seperti aku ini akhirnya nyoba urun rembug juga, “tapi yo ojo dianggep bener nek ora bener lho yo”, katanya.

“Ungkapan Ojo Kagetan, Ojo Gumunan dan Ojo Dumeh sesungguhnya hanya sebagian kecil ungkapan Jawa, masih segudang ungkapan bijak yang melingkupi kehidupan orang Jawa. Tetapi memang diakui tiga ungkapan di atas adalah merupakan ungkapan Jawa yang paling banyak diketahui masyarakat umum.  Orang bilang tiga ungkapan ini memang sangat relevan mewakili  kondisi masyarakat kita yang rindu pada ketenangan, rindu akan kemakmuran dan rindu akan kebijaksanaan. Masyarakat kita sedang dilanda sikap yang terkesan dengan mudahnya digiring pemikiran dan perhatiannya, dipingpong dari isu satu ke isu lainnya, juga dengan mudah melupakan permasalahan satu ketika dihadirkan permasalahan lain yang baru. Kita adem ayem melupakan permasalahan KPK dan Polisi, ketika muncul Kasus Century, Century yang heboh terlupakan atas penampilan Gayus, demikian seterusnya sekarang lakonnya ‘acaman bom’.

Selengkapnya...

"Negara vs Ketenteraman Warga" oleh Manunggal K Wardaya, SH LLM


SALAH satu dari empat kebebasan (the four freedoms) yang dicanangkan oleh Presiden Amerika Franklin D Roosevelt pada awal dasawarsa 40-an adalah bebas dari rasa takut (freedom from fear). Kebebasan ini diyakini sebagai hal yang esensial selain tiga kebebasan lain (yakni kebebasan berbicara, beragama, dan dari kemiskinan) agar seorang manusia bisa menjalani kehidupan yang bermartabat sebagai manusia.
 
Kala itu, dunia tengah diwarnai berbagai fitur kengerian kemanusiaan yang ditampilkan oleh rezim NAZI Jerman dan dampak Perang Dunia II. Berjuta umat manusia mengalami rasa takut hanya karena ia menjadi bagian dari ras tertentu yang hendak dimusnahkan oleh NAZI dengan paham superioritas ras-nya.
Rasa takut menghinggapi benak manusia ketika ia menjadi bagian dari bangsa yang halal untuk diperbudak bahkan dimusnahkan, manakala orang hidup dalam penjajahan dimana manusia penjajah dan yang terjajah tak sekali-kali berkesamaan haknya.

Selengkapnya...

Kebiasaan Buruk Orangtua terhadap Anaknya



Kita tentunya  sering mendengar pertanyaan dari para orangtua, perihal perkembangan anak anak mereka, biasanya yang mereka keluhkan adalah, "…kenapa anak saya jadi sering melawan,…kenapa anak saya susah diatur..." dan masih banyak lagi pertanyaan pertanyaan yang senada.

Pada kesempatan kali ini kita akan mencoba mengupas hal hal yang berhubungan dengan pendidikan anak-anak kita dirumah, yang pada umumnya kita sendiri yang membuat perkembangan anak kita menjadi seorang anak yang kelakuan dan sifatnya jauh berbeda dari apa yang kita harapkan selaku orang tua.


Ada banyak hal yang sering para orang tua lakukan atau kebiasaan kebiasaan yang sering tidak disadari, tapi sangat berpengaruh pada pertumbuhan mental si Anak.

Kita akan kelompokkan kebiasaan kebiasaan itu dalam beberapa kelompok yaitu :
Selengkapnya...

"DORA dan SEMBADA" Kisah tentang Kesaktian dan Kesetiaan by Agus Brenk




DAHULU di babat tanah JAWA, tepatnya terletak di Dusun Medang Kawit, Desa   Majethi, Jawa Tengah, hiduplah seorang Pendekar Tampan yang sakti mandraguna bernama Aji Saka.  Sebagai seorang Pendekar pula Ksatria ia mempunyai senjata sebuah Keris Pusaka dan Serban Sakti.
Disamping  Sakti, ia juga sangat terkenal rajin dan baik hati. Ia senantiasa membantu ayahnya bekerja di ladang, dan menolong orang-orang yang membutuhkan pertolongannya. 
AJI SAKA, mempunyai dua orang ABDI yang bernama DORA dan SEMBADA, yang sangat setia dan selalu mendampingi  AJI SAKA kemanapun ia berada.

Pada suatu hari, Aji Saka meminta izin kepada ayahnya untuk pergi mengembara bersama DORA. Sementara, SEMBADA ditugaskan untuk membawa dan menjaga keris pusaka miliknya ke Pegunungan Kendeng.
Selengkapnya...

INVESTASI TANAH dengan “MEMINIMALKAN SENGKETA TANAH” By Agus Brenk



“INVESTASI”, di era jaman sekarang  kata tersebut kayaknya sudah menjadi kebutuhan segolongan besar orang untuk keperluan masa depannya.  Kalau dalam tulisan kemarin penulis sudah coba berikan contoh investasi dalam bentuk pembuatan badan usaha yang berbadan hukum maupun tidak untuk mendukung kegiatan usahanya yang dapatlah dikatakan sebagai “soft investasi”, investasi ini memang memerlukan modal dan tingkat kemampuan me-managed suatu permasalahan, maupun tingkat kemampuan kepemimpinan disamping  kekuatan jiwa usahanya.
Ada investasi lain yang juga menarik dan sering dilakukan orang karena nilainya yang tidak pernah turun bahkan  cenderung selalu mengalami kenaikan, bahkan bila nilai emas turunpun, investasi ini belum pernah goyah, lalu investasi apakah itu?, penulis sebut saja “hard investasi” karena bentuknya adalah “Tanah/Rumah”.  Dikatakan hard investasi, dimana membeli tanah adalah impian setiap orang entah itu dengan tujuan untuk dibangun rumah pribadi, membuka usaha atau sekadar berinvestasi. karena dalam hukum, “Tanah/Rumah” dikategorikan Fixed Asset.
Selengkapnya...

"Jika Anda Terbangun Menjelang Subuh"


Jika Anda memiliki rutinitas tidur pukul 21.00 dan kadang terbangun di dini hari (sekitar pukul 04.00) karena bermimpi buruk atau kebelet pipis, ada baiknya jika Anda tidak tidur lagi. Pada saat itu, tubuh Anda sebenarnya sudah 90% recovery (metabolisme sudah komplit).
Selengkapnya...

"Membuat Kantor Sendiri yukk..." Oleh Agus Brenk


Berpikir “Masa Depan”, sering kita berpikir untuk membentuk suatu usaha sendiri, yang tentunya usaha tersebut perlukah suatu wadah maupun tempat yang dapat mendukung kita untuk melakukan usaha. Ahkirnya kita akan bertanya tentang bentuk usaha apa yang akan kita buat, atau membentuk wadah atau badan hukum apa yang cocok dengan usaha yang akan kita jalankan.
Rekan-rekan perlu menimbang-nimbang beberapa hal dalam memilih jenis badan usaha selain dari biaya yang harus dikeluarkan untuk pendiriannya, antara lain segi keamanan dan resiko yang perlu diketahui dalam pembentukan Badan Usaha yang berbentuk maupun non Badan Hukum.  Hal ini penting untuk dipertimbangkan karena untuk menjalankan usaha tidak hanya dalam 1-2 hari tapi tentunya jangka panjang.
Seringkali saat hendak membentuk suatu bentuk badan usaha, kita bingung memilih yang mana.  Bentuk badan usaha yang paling banyak dikenal dan digunakan oleh masyarakat kebanyakan hanyalah dalam bentuk CV dan PT.  Sedangkan FIRMA banyak digunakan untuk usaha “JASA”, antara lain jasa hukum, jasa akutansi, jasa konsultan appraisal dll.
Sedangkan untuk bentuk Badan Usaha Perusahan Dagang/Usaha Dagang/Perusahaan Perorangan, yang dalam masyarakat bentuknya lebih dikenal dengan Usaha Dagang atau “UD” Perusahaan Dagang “PD” kebanyakan  digunakan oleh orang-perseorangan untuk memulai usaha kecil-kecilan seperti warung kelontong, kios beras, warteg, agen minyak dll.
Untuk membantu dan dijadikan sebagai bahan pertimbangan rekan-rekan semua dalam memutuskan membuat badan usaha saya coba memberikan beberapa contoh bentuk badan usaha yang dikenal dalam hukum kita, yaitu antara lain :


Selengkapnya...

"Pelajaran dari Nusakambangan" Oleh Manunggal K Wardaya

LEMBAGA pemasyarakatan (LP atau lapas) adalah institusi yang dipercaya oleh sistem pemidanaan modern sebagai wadah untuk memperbaiki manusia terpidana. Perampasan kemerdekaan selama  waktu tertentu (yang diasumsikan tidak enak itu)  diyakini dapat membuat seorang terpidana menjadi jera.

Secara teori, selama di LP terpidana akan menjalani serangkaian pembinaan secara sistematik sehingga perilaku jahat  dan tercela yang pernah dilakukannya akan ditinggalkan, dan ia akan dapat kembali diterima oleh masyarakat manakala masa pidananya telah habis.

Selengkapnya...

Form Sumbangan Artikel, Konsultasi, Kritik & Saran Anda


Nama
Email
Judul
Artikel/Uraian
Image Verification
captcha
Masukkan Kode di Sebelah Ini:
[ Refresh Image ] [ What's This? ]