"PRAKATA REDAKSI"

Salam Alumnus,

Selamat Tahun Baru 2015

VIVA UNSOED





"Kalau Korupsi yang Pintar"

 

KAJATI KALTIM: "KORUPSI DIKIT TAK APA, MARK UP DIKIT TAK MASALAH"

Kawan, kalimat diatas adalah sebuah pernyataan yang diungkapkan justru oleh pejabat penegak hukum kita.... bagaimana pendapat anda semua, inilah laporan selengkapnya oleh wartawan Tribun News KalTim  beberapa waktu yang lalu.

TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG REDEB – 
Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Kalimantan Timur Faried Harianto SH, mengeluarkan pernyataan kontroversial. Ia menyebut perbuatan korupsi yang terbilang tidak besar nilainya tidak perlu dipermasalahkan.
Dia mengimbau agar pejabat pintar-pintar bermain dan jangan sampai ketahuan. Demikian diungkapkan Kajati saat melakukan pengarahan tentang “Upaya Pencegahan Korupsi” di hadapan pejabat di lingkungan Pemkab Berau, Selasa (19/7/2011).
Selengkapnya...

"YUK BERNYANYI !" Oleh Agus Brenk



Tak hanya melepas penat, bernyanyi juga bisa membuat seseorang lebih sehat. Hal itu terungkap dari penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan asal Universitas Harvard, Amerika Serikat.
Dikutip dari Genius Beauty, para peneliti melakukan penelitian terhadap pasien-pasien rumah sakit di Amerika Serikat. Dalam proses penyembuhannya, para pasien itu diminta untuk menghafalkan lagu, serta bernyanyi dengan jadwal yang teratur.
Selengkapnya...

"Sebuah Refleksi" oleh Anonim



Dalam perjalanan hidup banyak kenyataan yang tidak seindah yang kita bayangkan di awal perjalanan hidup…!!

Dahulu Kita  membayangkan bahwa dengan lulus dari  perguruan tinggi ternama  dengan IP yang tinggi akan menjamin masa depan yang cerah…!!

Ternyata tidak semudah itu…!!!

Memang pada saat kita melamar kerja, kemungkinan besar kita akan dipanggil untuk menjalani proses penerimaan karyawan, karena pada umumnya kriteria rekrutmen untuk fresh graduate yang dilihat pada surat lamaran adalah : Lulusan mana dan berapa IP nya.

Dalam proses penerimaan itupun kendala sudah muncul, dimana Psiko Test dan wawancara yang menanyakan aktifitas2 selama perkuliahan.  Memang pada kenyataannya faktor soft skill seperti kepemimpinan, kemampuan bekerjasama dalam satu tim, kemampuan bersosialisasi dan hal2 lainnya menjadi persyaratan yang terkait penempatan karyawan.

Saya teringat, sewaktu kuliah dulu saya  punya teman yang pintar dan masuk tanpa tes (PMDK) diapun lulus dengan IP tinggi, tapi selama 2 tahun sejak lulus S1 tidak juga diterima kerja karena TIDAK PERNAH LULUS Psiko Test….!!!

Selengkapnya...

"Kritik SBY Terhadap Pers" Oleh Manunggal K.W




Pendekatan melalui jalur yang dikenal dalam dunia jurnalistik akan lebih baik bagi citra SBY dan PD ketimbang menyalahkan pers secara pukul rata tanpa menunjuk media yang dimaksud

TATKALA menyampaikan pernyataan pers di kediamannya, Puri Cikeas (11/07/11), Ketua Dewan Pembina DPP Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melontarkan sinyalemen bahwa pers telah memecah-belah partainya, terkait dengan gencarnya pemberitaan mengenai kasus mantan bendahara umum partai M Nazaruddin. Yudhoyono merasa gusar dengan pers yang menyoroti  konflik partai dengan mendasarkan pada SMS dan BlackBerry Messenger (BBM) seraya melontarkan spekulasi adanya intrik politik di balik pemberitaan media untuk mendiskreditkan partainya. Gusar karena media menggunakan pesan pendek yang menurutnya tidak valid, sebagai materi headline. Dia yang pula presiden mewanti-wanti publik jangan mau dipecah-belah. Tulisan ini akan mengkaji pernyataan SBY dalam perspektif hukum pers dan filsafat hukum ketatanegaraan.
Selengkapnya...

"MARHABAN YA RAMADAHAN" Oleh Agus Brenk



Tiada terasa waktu mengantarkan kita ke bulan yang kita tunggu, bulan suci Ramadhan semakin dekat, semua umat muslim menyambutnya dengan perasaan suka cita, karena Allah memberi kesempatan yang kesekian kali pada kita untuk menunaikan ibadah.   Namun rekan ternyata ada juga segolongan manusia tidak bersuka cita menyambutnya.
Dari beberapa referensi, diketahui pada dasarnya dalam menyambut bulan Ramadhan, manusia  terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu:

A.    GOLONGAN  YANG MENYAMBUTNYA DENGAN DUKACITA
Orang seperti ini adalah yang merasa berat dengan datangnya bulan ramadhan. Jika ramadhan akan tiba, yang terpikir adalah bagaimana supaya bulan sya’ban yang akan berakhir bisa dimanfaatkan sebaik-sebaiknya untuk melampiaskan syahwat sepuas-puasnya. Karena dalam benaknya ramadhan adalah bulan yang membelenggu. ia menganggap ramadhan sebagai tamu yang memberatkan. Karena itu, jika ramadhan ini tiba ia harus bersusah payah bersabar bahkan melipat gandakannya. Saat payah seperti itu, yang terbayang adalah suasana indah sebelum  ramadhan. Jikapun ia sudah berada di bulan ramadhan, belum tentu ia dapat menuntaskan puasanya, apalagi menjalankan ibadah-ibadah yang dalam pandangannya tidak kalah menyiksanya, seperti shalat tarawih dan membaca al-Qur’an. Menjelang idul fitri, dialah orang yang paling pertama merayakannya dengan menghabiskan sepuluh malam terakhir ramadhan di pusat-pusat perbelanjaan.
Manusia seperti ini agak kesulitan menghadapi bulan ramadhan karena dua kemungkinan:
Selengkapnya...

"Nasib Penikmat Jasa" Oleh Agus Brenk




Mendengar berita  hukum di media massa akhir-akhir ini rasanya jadi miris hati ini, bagaimana tidak ternyata untuk memperjuangkan hak kita terhadap suatu nikmatnya pelayanan bisa beresiko pada masalah hukum, maupun resiko lain di masyarakat seperti diusir maupun dikucilkan.
Dahulu ada pepatah bagi para penyedia jasa, bahwa “PEMBELI/KONSUMEN ADALAH RAJA” , dengan konsep itu dahulu para pebisnis maupun penyedia layanan berlomba untuk menarik simpati para konsumen atau penikmat jasa dengan pelayanan yang tak terkira, para pebisnis atau pemberi jasa sangat menghindari adanya suatu “complain” dari para pelangganya. 
Selengkapnya...

"SAAT BERPUASA" Oleh Agus Brenk





Sepuluh hari terakhir bulan ramadhan ini umat manusia terbagi menjadi dua kelompok. 

KELOMPOK PERTAMA :
adalah mereka yang benar benar mengharapkan bulan suci ramadhan, mereka yang benar benar beribadah dibulan ramadhan, berpuasa, bersedekah, sholat tarawih, dan tadarus dari awal sampai akhir bulan ramadhan tidak surut. dari shaf shaf sholat tarawih berjamaah dimasjid masjid hanya mereka yang tersisa. yang lainnya mulai tumbang, satu persatu, perlahan lahan tapi pasti shaf shaf yang diawal bulan ramadhan penuh sesak, mulai mengalami kemajuan. barisan shafnya mulai maju, mendekati imam. mungkin tersisa 3 atau 4 baris saja. mereka inilah yang pantas disebut pemenang. mereka yang dapat menguasai jiwa dan raganya untuk menjalankan ibadah puasa satu bulan penuh. mereka yang menantikan malam seribu bulan, mereka yang mengharapkan ridlo allah.swt.

Selengkapnya...

Form Sumbangan Artikel, Konsultasi, Kritik & Saran Anda


Nama
Email
Judul
Artikel/Uraian
Image Verification
captcha
Masukkan Kode di Sebelah Ini:
[ Refresh Image ] [ What's This? ]