"PRAKATA REDAKSI"

Salam Alumnus,

Selamat Tahun Baru 2015

VIVA UNSOED





"Bersepeda.... yuuuk " By Gus Brenk



Sepeda? Siapa yang nggak kenal dengan benda yang satu ini. Alat transportasi yang murah, bebas polusi serta bikin badan jadi sehat.
Orang mulai menggemari sepeda ada beberapa faktor :
Pertama, karena tertarik oleh mode, trend bersepeda, karena teman, tetangga atau lingkungan, yang kedua karena anjuran berolahraga yang pas untuk usia di atas 40 tahun; Kemudian yang ketiga yaitu untuk hoby dan prestige, karena sepeda yang "beneran" ini ada yang harganya di atas 40 an jt; kemudian faktor yang terakhir adalah..Yach.. terpaksa karena disuruh bos-nya kali...

Menjadi sehat yaitu salah satu alasan aku bersepeda, menurunkan tensi darah !!!, saat itu sih sebelum ikutan olahraga ini tensi ini bisa 160/100, ya alhamdulillah dengan pola makan yang baik dan pola hidup sehat tidak merokok serta rutin berolahraga, ternyata bisa memperbaiki tensi ini hingga 130/90 masih agak tinggi namun masih lebih baik daripada sebelum berolahraga.

Pengalaman punya sepeda yaitu saat ada orang di milis (email) mau jual sepeda yang judulnya "POLYGON" (maaf bukan pesan sponsor lho) seri Premiere yang akhirnya saya beli dengan harga damai Rp. 700 ribu.

Saya mulai bersepeda dengan Premiere (MTB) ini dan aku yo cukup puas soale ora weruh sepeda sing penak sing piye wong mbiyen nang “KLATEN” nggawe sepedah jengki merk “Raleigh” itu sudah enuak tenan dan pol-polan apike, terus SMP sampai kuliah wis kelalen carane nganggo sepedah lha wong nek ora ngganggo “Bront Piet” yo wis ngganggo “Setang Bunder”.

Kembali ke Polygon Premiere, akhirnya aku tahu bahwa B2W (Bike To Work) mengesahkan (mengadopsi) Polygon Premiere sebagai sepedah resmi versi B2W. Aku makin semangat berarti sepedah yang aku beli murah ini ternyata tepat. Versi B2W saat itu dijual Rp. 1.4 juta (ada mereknya B2W Indonesia, bukan Polygon lagi).

Saat musim sepeda tambah ngetrend tahun 2009-an aku mikir pengen sepedahan sing bisa dibawa kemana-mana bila mau berolah raga dan parktis. Mulane kepikir tuku “SELI” (Sepeda Lipat) supoyo iso dionthel kemana saja kita lagi bepergian, sepeda dilipet, masuk bagasi mobil, dibawa ke dalam kantor, kalau pas krida atau pas luar kota bisa dionthel di kota tujuan, lumayan, tiada hari tanpa ngonthel meski hanya dengan jarak sekitaran 10-20 KM-an.

Sekarang sepeda yang aku pake DAHON tipe “Roo” dan “Espresso” . Aku yo cukup puas pake Dahon amargo enak, ngelipete yo cepet, tur iso dicangking, kalau pingin nyantai pakai ”Roo” kalau pingin ngebut ya “Espresso”.

Tahun 2010 kanca-kanca kantor sing saiki yo melu sepedahan (tak racuni) malah dadi kedanan sepedah, ngajak aku nang Singapore, muter nang Changi Timur sampai Bedok. Kalau untuk track nganggo Dahon “Roo” kalau tidak biasa ya menggeh2 tenan, ngoyo banget. Kenapa? Gir ngarep e (crank) cumak siji sedangkan liyane pada telu, lha mesti wae yang bukan “crank“ podo nglaras ngatur gigi nang tanjakan.

Sejak kuwi aku mikir ganti SELI. walau sakjane yen di nggo konsumsi kerjo lan dalan aspal, Dahon sudah cukup banget. Tapi yen OFF ROAD atau nanjak, keteteran nganggo Dahon “Roo” kecuali crank nya wis di up grade.

Mulane terus aku golek Bike Friday sing pancen didesain di nggo touring jarak jauh lan kondisi nanjak OKE karena 24 speed (ngarep 3, mburi 8). Memang enak, empuk lan mlayune banter tenan. Bike Friday ini memang handmade jadi yo gaweane apik plus materialnya CHROMOLY sehingga dinaiki enak banget. Kalo Dahon kebanyakan Aluminium, kecuali Dahon Speed yang CHROMOLY juga.

Tapi untuk konsumsi dalam kota, aku sarankan DAHON utawa POLYGON Urbano utawa DOWN TUBE , Menurut aku kuwi wis pas banget. Oh ya, Bike Friday punyaku tipe Pocket Expedition, tidak untuk dilipet dan gak buat dicangking, makane nek nggo touring yo kudu beli “TANDUK” (tempat membawa sepeda di mobil)

Suwun, salam kaspo.

Kanggo mbak Dekik Pipine

Form Sumbangan Artikel, Konsultasi, Kritik & Saran Anda


Nama
Email
Judul
Artikel/Uraian
Image Verification
captcha
Masukkan Kode di Sebelah Ini:
[ Refresh Image ] [ What's This? ]