PURWOKERTO-
Tersangka korupsi Wisma Atlet SEA Games, M Nazaruddin diduga memiliki
proyek di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Jawa
Tengah. Proyek itu berupa pengadaan peralatan Gedung Laboratorium Riset
Unsoed yang didirikan tanggal 1 April 2010. Komisi Pemberantasan (KPK)
Korupsi pun pernah memeriksa peralatan yang ada digedung itu.
Gedung yang didirikan 1 April 2010 tersebut dikelola PT Anugrah Nusantara yang sahamnya dimiliki koruptor yang tertangkap di Kolumbia itu.
Diduga bermasalah, proyek yang menghabiskan Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN) senilai Rp 45.699.433.000 itu pernah diselidiki KPK.
Kepala Laboratorium Riset Unsoed, Ismangil mengaku belum lama ini
didatangi tujuh anggota KPK.
Kepala Laboratorium Riset Unsoed Purwokerto, Ismangil, pernah didatangi
tujuh anggota Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum lama ini. Ia
diperiksa selama dua hari dengan pertanyaan seputar kerja panitia dalam
pengadaan alat-alat tersebut. Tim KPK juga melakukan pengecekan bukti
fisik.
"KPK pernah kesini sekitar dua minggu yang lalu untuk memeriksa
peralatan disini," terangnya. Ismangil mengatakan, selama dua hari dia
diperiksa KPK. Penyidik banyak menanyakan tentang peralatan di gedung
yang berada di kawasan Fakultas Pertanian Unsoed.
Soal ada saham Nazarudin didalam pembangunan dan pengadaan peralatan di gedung tersebut, dia tidak mengerti. "Saya tidak tahu soal itu, saya hanya menjalankan tugas dari atas saja untuk mengelola laboratorium ini. Kalau soal keuangan gedung ini, tanya ke rektor saja," tambahnya.
Bangunan tiga lantai dan memiliki 24 ruangan itu, berisi peralatan yang terbilang canggih. Di dalamnya terdapat genom analyzer yang sering digunakan untuk tes DNA, spektrofotometer serapan atom (AAS), dan Total Organic Carbon (TOC) serta beberapa alat canggih lain.
Menurut Ismangil diperiksanya gedung tersebut oleh KPK itu wajar karena pembangunan gedung tersebut menelan banyak dana dari APBN. "Itu adalah hal wajar, pembangunan gedung ini kan mengeluarkan banyak dana, apalagi itu dari APBN. Bukan karena diduga ada saham Nazarudin terus diperiksa," ujarnya.
Kapala Bagian Humas Unsoed, Endang Istanti juga mengatakan serupa dengan Ismangil, dia tidak mengerti tentang hal tersebut. "Saya tidak tahu apa- apa tentang itu," ujarnya.
Karena pembangunan gedung tersebut dikerjakan pada tahun 2010, dia menilai banyak pejabat tinggi di Unsoed yang tidak mengerti soal itu. Rektor baru dilantik 28 April 2010, selain itu pembantu rektor dan pejabat lain banyak yang baru dilantik Juli 2011 lalu. "Mereka mungkin tidak tahu tentang itu karena mereka baru saja dilantik. Kemungkinan yang tahu adalah pejabat Unsoed yang lama," kata Endang.
Pembantu Rektor 4 Unsoed yang menangani bidang kerjasama, Ir Budi Rustomo MRurSc PhD, mengaku tidak tahu soal itu. "Saya tidak tahu soal itu, hal tersebut ditangani bidang lain, bukan bidang saya," kata pria berkacamata itu.
Setelah dikonfirmasi, Rektor Unsoed, Prof H Edy Yuwono PhD, dia juga mengatakan hal senada dengan nara sumber lain. "Saya belum mendapatkan laporan tentang itu, saya juga belum dikonfirmasi dari KPK menyangkut persoalan gedung tersebut," pungkasnya.
Soal ada saham Nazarudin didalam pembangunan dan pengadaan peralatan di gedung tersebut, dia tidak mengerti. "Saya tidak tahu soal itu, saya hanya menjalankan tugas dari atas saja untuk mengelola laboratorium ini. Kalau soal keuangan gedung ini, tanya ke rektor saja," tambahnya.
Bangunan tiga lantai dan memiliki 24 ruangan itu, berisi peralatan yang terbilang canggih. Di dalamnya terdapat genom analyzer yang sering digunakan untuk tes DNA, spektrofotometer serapan atom (AAS), dan Total Organic Carbon (TOC) serta beberapa alat canggih lain.
Menurut Ismangil diperiksanya gedung tersebut oleh KPK itu wajar karena pembangunan gedung tersebut menelan banyak dana dari APBN. "Itu adalah hal wajar, pembangunan gedung ini kan mengeluarkan banyak dana, apalagi itu dari APBN. Bukan karena diduga ada saham Nazarudin terus diperiksa," ujarnya.
Kapala Bagian Humas Unsoed, Endang Istanti juga mengatakan serupa dengan Ismangil, dia tidak mengerti tentang hal tersebut. "Saya tidak tahu apa- apa tentang itu," ujarnya.
Karena pembangunan gedung tersebut dikerjakan pada tahun 2010, dia menilai banyak pejabat tinggi di Unsoed yang tidak mengerti soal itu. Rektor baru dilantik 28 April 2010, selain itu pembantu rektor dan pejabat lain banyak yang baru dilantik Juli 2011 lalu. "Mereka mungkin tidak tahu tentang itu karena mereka baru saja dilantik. Kemungkinan yang tahu adalah pejabat Unsoed yang lama," kata Endang.
Pembantu Rektor 4 Unsoed yang menangani bidang kerjasama, Ir Budi Rustomo MRurSc PhD, mengaku tidak tahu soal itu. "Saya tidak tahu soal itu, hal tersebut ditangani bidang lain, bukan bidang saya," kata pria berkacamata itu.
Setelah dikonfirmasi, Rektor Unsoed, Prof H Edy Yuwono PhD, dia juga mengatakan hal senada dengan nara sumber lain. "Saya belum mendapatkan laporan tentang itu, saya juga belum dikonfirmasi dari KPK menyangkut persoalan gedung tersebut," pungkasnya.
Sumber: jpnn.com