| ||
Tak terasa sudah ke 65 kali tahun ini “Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia” yang lebih kita kenal dengan “PITULASAN” datang lagi. Seperti tahun-tahun sebelumnya PITULASAN selalu diwarnai dengan aneka lomba maupun pertandingan, dari event anak-anak, kawak-kawak, pertandingan olahraga sampai dengan pertandingan-pertandingan yang aneh-aneh (seperti lomba minum kopi panas atau ngambil coin dalam jelaga semangka, lomba makan krupuk dsb) yang pasti menjadi hiburan yang menggembirakan.
Hampir dipastikan 99% (1% nya sedang sakit kali), rakyat Indonesia pasti sibuk mempersiapkan aneka kegiatan perayaan ini, apalagi anak-anak pastilah PITULASAN merupakan hari yang ditunggu karena disamping akan ada hadiah-hadiah, juga sarana “Unjuk Gigi” sebagai sang “Champion’ atau menampilkan bakat keseniannya di dalam “panggung” walau tingkat RT.
Saya dan keluarga selalu menyambut hari PITULASAN ini, pagi-pagi kami pasti sudah nangkring di depan televisi dan nonton siaran langsung upacara pengibaran bendera di Istana Negara. Ini tradisi bertahun-tahun, yang terus dipelihara hingga detik ini. Apalagi dulu waktu kecil, Bapak aku dulu bila sedang melihat PASKIBARKA, selalulah meng-encourage saya untuk belajar yang pintar biar besok kalo udah gede bisa jadi salah satu anggota PASKIBARKA, !!!!..
PASKIBARKA…., waktu jaman-jaman SMA, saya dulu ya sekitar dekade tahun delapan puluhan, memang “Prestisius”. Jangankan bisa tampil di Istana Merdeka, di Stadion Kabupaten saja sudah bangga setengah mati, karena bisa salaman dengan Pak Bupati, wow !!!.
Sekarang sebagai karyawan BUMN kegiatan ini sudah menjadi rutinitas, setiap tanggal 17 Agustus jam 7-9 pagi pastilah kita pakai baju hitam putih serta berkopiah “BERUPACARA BENDERA” mendengarkan Pidato Menteri yang dibacakan oleh sang Komandan Upacara.
Yang pada hakekatnya perayaan, upacara, paskibarka ataupun lainnya semua itu dilakukan “Hanya Untuk Membangkitkan Jiwa NASIONALISME Kita Sebagai Anak Cucu Para Pahlawan, serta Sebagai Warga Negara Indonesia.”
NASIONALISME ....., Rekan dan sahabat, kata nasionalisme ini menimbulkan pertanyaan di hati saya, masih terlintaskah di benak kita rakyat Indonesia ini, bagaimana heroisme nya kakek, nenek, bapak, ibu kita dulu berjuang mengangkat senjata, hanya untuk MERDEKA??
Rasanya jadi aneh bila ahkirnya sekarang dalam keseharian kita melihat adanya kerusuhan, tawuran antar pelajar, tawuran antar mahasiswa, bahkan keributan dan baku hantam di Parlemen, serta beraneka kejadian-kejadian lain di negara kita tahun-tahun terakhir ini, astagfirullah!!!. Sudah selayaknyakah hal-hal tersebut terjadi, dimana rasa kebersamaan yang di punyai nenek moyang pahlawan kita dulu, mengapa menjadi egoisme yang begitu hebatnya menguasai diri kita ini ??? bagaimana penerapan rasa asih asuh, kasih sayang, tolong menolong, kegotong royongan serta budi pekerti yang kita punyai dulu ya?
Monggo kita mulai merenungkan dalam hati kita yang paling terdalam, ..interospeksi, sebelum kita mengintrospeksi sebagian besar Warga Indonesia dan akhirnya kita mengintrospeksi NEGARA INDONESIA.
Yang paling penting, mari para sahabat kita lawan penjajah yang ada di dalam diri kita sendiri, jangan sampai kita terjajah oleh hawa nafsu kita sendiri, terjajah oleh egoisme!!!.
Wassalam
Dirgahayu Negaraku,…. MER....DEKA ..A.. A.. !!!!!