"PRAKATA REDAKSI"

Salam Alumnus,

Selamat Tahun Baru 2015

VIVA UNSOED





"Indikator Kebahagiaan" Oleh Agus Breng






INDIKATATOR ORANG YANG BERBAHAGIA
SALAH SEORANG sahabat Rasululah yang bernama Ibnu Abbas, suatu hari ia ditanya oleh para Tabi'in (generasi sesudah wafatnya Rasulullah) mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia. Beliau menyampaikan ada 7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia, yaitu:
* HATI YANG SELALU BERSYUKUR.
Memiliki JIWA SYUKUR berarti selalu menerima apa adanya (qona'ah), tidak mempunyai ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, maka inilah nikmat bagi orang yang selalu bersyukur, sehingga apapun yang diberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah.


Tanda orang yang selalu besyukur adalah :
* Bila sedang kesulitan maka ia segera menyadari bahwa banyak orang yang lebih sulit dari kita.
* Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya, karena. Bila ia tetap "bandel" dengan terus bersyukur maka Allah akan mengujinya lagi dengan kemudahan yang lebih besar lagi.
* PASANGAN HIDUP YANG SHOLEH.
Berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki seorang istri yang sholeh.
PASANGAN HIDUP yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada kesholehan.
Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang sholeh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh.
Demikian pula seorang istri yang sholeh, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan suaminya.

* ANAK YANG SOLEH.
Berbahagialah kita bila memiliki anak yang Sholeh.
Saat Rasulullah lagi thawaf. bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai Rasulullah bertanya kepada anak muda itu "Kenapa pundakmu itu ?" Jawab anak muda itu : "Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur, saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia, saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika Sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya" .
Lalu anak muda itu bertanya: " Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua ?"
Rasulullah sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: "Sungguh Allah Ridho kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu".
Dari hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi ANAK YANG SOLEH, dimana doa anak yang sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah.
* LINGKUNGAN YANG KONDUSIF
Berbahagialah orang-orang yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sholeh
Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif ialah, kita boleh mengenal siapapun tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat karib kita, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita.
Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang sholeh. Orang-orang yang sholeh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila kita berbuat salah.
Orang-orang sholeh adalah orang-orang yang bahagia karena nikmat iman dan nikmat Islam yang selalu terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang yang ada disekitarnya.
* HARTA YANG HALAL
Berbahagialah orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.
Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapi halalnya. Ini tidak berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya.
Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. "Kamu berdoa sudah bagus", kata Nabi SAW, "Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan????".
Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan setan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan kokoh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya.
* SEMANGAT UNTUK MEMAHAMI AGAMA.
Berbahagialah orang yang penuh semangat memahami ilmu agama
Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu Agama. Semakin ia belajar, maka semakin ia terangsang untuk belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-Nya.
Allah menjanjikan nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya, semangat memahami agama akan menghidupkan hatinya, yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat iman.
* UMUR YANG BAROQAH.
Berbahagialah orang-orang yang umurnya baroqah.

Umur yang baroqah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah.
Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome).
Disamping itu pikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum sempat rasakan, hatinya kecewa dia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya.
Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih. Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan
Allah. Inilah semangat "hidup" orang-orang yang baroqah umurnya,
* Sekarang Pertanyaanya, “Bagaimana caranya agar kita dikaruniakan Allah ke tujuh buah indikator kebahagiaan dunia tersebut ?”
* Selain usaha keras kita untuk memperbaiki diri, maka mohonlah kepada Allah SWT dengan sesering, ikhlas dan khusyu, menyatakan selalu syukur, berdoa pasangan hidup yang soleh, anak yang soleh, teman-teman atau lingkungan yang soleh, serta harta yang halal dan semangat untuk memahami ajaran agama.

Walaupun kita akui sulit mendapatkan ketujuh hal itu ada di dalam genggaman kita, setidak-tidaknya kalau kita mendapat sebagian saja sudah patut kita syukuri.
Kebahagiaan akhirat itu bukan surga tetapi rahmat Allah, kasih sayang Allah. surga itu hanyalah sebagian kecil dari rahmat Allah, kita masuk surga bukan karena amal soleh kita, tetapi karena rahmat Allah.
Jadi sholat kita, puasa kita, taqarub kita kepada Allah sebenarnya bukan untuk surga tetapi untuk mendapatkan rahmat serta hidayah dari Allah. Dengan rahmat Allah itulah kita mendapatkan surga Allah,
Insya Allah, Amiin
Bekasi , 7 Agustus 2010
Wassalam
”Selamat ulang tahun istriku semoga kita peroleh nikmat iman dan nikmat islam, Amin”

Form Sumbangan Artikel, Konsultasi, Kritik & Saran Anda


Nama
Email
Judul
Artikel/Uraian
Image Verification
captcha
Masukkan Kode di Sebelah Ini:
[ Refresh Image ] [ What's This? ]