BANDARA ABDUL AZIZ JEDAH, dengan suhu 20 º C menyambut kedatanganku dengan rombongan Maj’lis Taklim pada pukul 19.30 waktu setempat, aku berniat ya Allah ya Robs datang kepadamu untuk mendekatkan hati, jiwa, rasa dan perasaanku kepadamu dengan menjalankan sunahmu.
“Labbaika Allahuma’ umratan” hati, jiwa, rasa, ragaku ini untuk memenuhi panggilanmu untuk ber-um’rah karena Allah Ta’ala. Masih dibandara kusegerakan aku mancari kamar mandi untuk mandi dan berwudlu dan segera kutanggalkan semua pakaian yang melekat di badanku dan kuganti dengan pakaian “ihram”-ku. ya Allah seperti inilah aku tanpa sesuatu apapun yang melekat dibadanku ketika aku Engkau hadirkan di dunia ini, ya Allah hari ini hanya dengan selembar kain, tanpa apapun dan karena memang aku tak punya apapun aku kembali kepadamu ya Allah ya Robs semua milikmu telah aku tanggalkan, ya Allah aku datang kepadamu masih dengan kekotoran jiwa,……ooh ya Robs.
Pintu pertama menghadap keharibaannya adalah saat antrean panjang mulai dilakukan pemeriksaan passport, visa oleh petugas keimigrasiaan Kerajaaan Saudi, detik itu aku sudah pasrah saja dengan semua kondisi, bagaimana tidak dengan keterbatasan bahasa (bahasa arab) semua bagai air mengalir berjalan tanpa bertanya. Hal ini memperkuat niatku untuk berserah diri dengan kepasrahan untuk menghadapNya. Aku berpikir dan sangat bersedih ya Allah betapa dengan kondisi, kemampuan dan ilmu yang telah kau berikan kepadaku selama ini aku tak berkutik menghadapi kondisi di pintu masuk suatu negara ditempat Rassul-rassul mu pernah kau turunkan ya Allah, sekarang dengan segala kekotoran jiwaku…..aku mau berharap masuk ke pintu surgamu …ya Allah ya Robs, ampunilah aku yang tidak bisa menjaga hati dan nafsu duniaku selama ini ya Allah, betapa hati, jiwa, rasa-ku telah penuh dosa … astaghfirullah.
Berdzikir dan merenungi perjalanan hidupku, kulakukan selama kurang lebih empat jam perjalanan Jedah – Makkah, di keindahan lampu-lampu sepanjang jalan Tol menuju Makkah, serasa mengingatkan aku betapa banyak karunia, keindahan dan gemerlapanya dunia ini telah Aku nikmati dengan meninggalkan rasa sukur….ya Allah astaghfirullah, ya Allah betapa tak bergunanya aku ini ya Allah dihadapanmu…..ya Allah ampuni aku.
Pukul 1.30 dini hari waktu Makkah, aku masuk di keindahan kota Makkah yang membuat hatiku tak kuat menahan keharuan, ya Allah ya Robs…detik ini nyata aku datang ditempat Rassul-rassul mu berjuang, berjihad dan berdakwah untuk agamamu, ya Allah maha besarmu ya Allah. Bus yang aku tumpangi bersama rombongan Maj’lis Taklimku memakirkan mobilnya di Hotel Shawah, hotel bintang lima yang berada di depan pintu 1 Masjidil Haram ,…..keharuanku dan perasaan malu makin bertambah menggelisahkanku….betapa tidak dengan berbekal kekotoran jiwaku aku masih sempat menikmati fasilitas hotel yang indah dan mewah untuk menghadapMu …ooh ya Allah ya Robs betapa tak tahu dirinya aku ya Allah…astaghfirullah…..ya Allah ampuni aku.
Waktu setempat menunjukkan pukul 02.30 dini hari, selesai menaruh tas dan berwudlu, aku langkahkan kakiku menuju Masjidil Haram, masjid dimana Ka’bah berada di dalamnya, langkah demi langkah tak hentinya aku beristighfar dan berdzikir mengiringi hasratku untuk menuju Ka’bah, masuk pintu kesatu Masjidil Haram berdegub keras jantungku ya Allah ya robs …engkau maha pemaaf ampunilah aku, ijinklanlah aku masuk masdjid yang engkau haramkan semua perbuatan haram, yang engkau sucikan masjid ini. Mantab dan pasti langkahku menyusuri dan melewati umatmu dari beraneka kulit, kasta, suku, negara, keturunan apalagi “pangkat dunia” semua menjadi tak berbeda dan tak ada bedanya dihadapan mu ya Allah………. Subhanallah mataku mulai memandang “Ka’bah” degub jantung ini tambah tak terkendali, tak beraturan menahan seribu gejolak perasaan….”Allahuma zid hazel-baita tasyrifan wa ta’ziman wa takriman wa mahabatan. Wa zid man syarrafahu wa ‘azzamahu wa karramahu mimman hajjahu awi ‘tama-rahu tasyrifan wa ta”ziman wa takriman wa birran..” ….dengan kemuliaan, keagungan, kehormatan dan wibawa pada Ka’bah …aku beranikan dan terus kumantabkan kakiku untuk melangkah, Allahuakbar, berulangkali kuteriakkan untuk meluapkan perasaanku.
Di bagian sudut kabah yang terdapat Hajar Aswad, aku mulai ber TAWAF berputar ke kekiri mengelilingi Ka’bah, dengan berdebar dan dengan segala kerendahan hati kuangkat tanganku ku ucap “Bismilalahi walallahu akbar” ketika setiap putaran ka’bah sampai melewati Hajar Aswad, berulangkali hingga tujuh kali kulakukan, ya Allah ya Robs betapa besar keesaamu, keagungannmu, sehingga semua manusia yang berada disegala penjuru dunia ini datang kepadamu di tempat ini semata-mata hanya untuk bersyukur, mohon ampun kepadamu dengan memenuhi panggilanmu.
Setiap putaran TAWAF, kuingat semua gerak langkah hidupku ini, kuingat dosa perbuatanku kepada orang tuaku, guruku, saudaraku, anak dan istriku, orang terdekatku, sahabat-sahabatku, tetanggaku, bahkan orang-orang yang tak sejalan dengan aku, …aku beristighfar untuk memohon ampunannya, tak terasa aku telah bersesenggukan menangis mengingat dosaku kepada semuanya, hingga tak terasa putaran ketujuh telah selesai tapi aku masih tak kuasa menahan derai air mataku…. ya Allah ternyata aku sangat lemah dihadapanmu…………”ya Allah ampunilah semua dosaku kepadamu dan kepada orang tuaku, guruku, saudaraku, anak dan istriku, orang terdekatku, sahabat-sahabatku, tetanggaku, dengan semuanya yang telah aku sakiti baik sengaja maupun tidak sengaja, bahkan dengan orang-orang yang tak sejalan dengan aku”.
“ ….Ya Allah…..bebaskan diri kami, bapak dan ibu kami, saudara-saudaraku dan anak-anak kami dari siksa neraka, wahai Tuhan yang maha pemurah, dermawan dan yang mempunyai keutamaan, kemuliaan, kelebihan, anugerah, pemberian dan kebaikan. ….Ya Allah, perbaikilah kesudahan segenap urusan kami dan jauhkanlah dari kehinaan dunia dan siksa di akhirat. … Ya Allah…sesungguhnya aku adalah hambamu, anak dari hambamu, tegak berdiri merapat di bawah pintu Ka’bah-mu menundukkan diri dihadapanmu sambil mengharapkan rahmatmu, dan takut akan siksamu. …Wahai Allah ….pemilik kebaikan abadi, aku mohon padamu agar Engkau tinggikan namaku, ampunilah dosaku, perbaiki segala urusanku, bersihkan hatiku berilah cahaya kelak dalam kuburku….ampunilah aku…..”.
Untuk mengakhiri TAWAF, ku letakkan dahiku di pelataran Ka’bah, ku bersudjud…beristigfar…
TAWAF berakhir kulangkahkan kaki ini untuk melakukan Sa'i menuju bukit Safa ke bukit Marwah, menapak tilasi jejak nabi Ibrahim dan Ismail, tujuh kali ku berlari kecil mendaki mengelilingi kedua bukit tersebut “Rabbigfir warham wa’fu wa takaraam, wa tajawaz ‘amma ta’lam, innaka ta’lamu ma la na’lam, innaka antallahul-a azzu-akram”……”.. Ya Allah, ampunilalah, sayangilaah, maafklanlah, bermurah hatillah dan hapuskanlah apa-apa yang engkau ketahui, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui apa-apa yang kami sendiri tidak tahu. Sesungguhnya Engka Ya Allah Maha Mulia dan Maha Pemurah….. ”
Akhirnya ku gunting rambutmu sebagai symbol melepaskan segala mahkota dunia dan berjanji untuk melepaskan segala keburukan dan mengejar segala kebaikan walau sebesar helai rambut.
“Allahu akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allhandullilah ‘ala ma hadana, wal-hamdulilahi ‘ala ma an’amana bihi ‘alaina Allahuma hazihi nasibati fa taqabbal minni wagfir zunubi Allahum magfir lilmuhalliqna wal-maqsurina ya wasi al-magfirah. Allahumasbut li bikuli sy’ratin hasanahtan, wambu ‘anni biha sayyi’atan warfa’ li biha indaka darajah…”
Setelah Sa'i aku masih enggan untuk kehotel, kulanjutkan untuk beritikaf dan bertafakur di Masjidil Haram sambil menunggu waktu Subuh tiba, kupandangi beraneka manusia dari segala penjuru dunia ya Allah …apa yang bisa ku bawa kehadapanmu kelak selain apa yang telah kuperbuat didunia ini nantinya, ..kulihat di bawah laskar-laskar (polisi kerajaan saudi) menyiapkan jasad jasad yang terbujur untuk kita sholatkan bersama….bertambahlah kegundahan dan kegelisahan hati ini megingat betapa sebenarnya kita tidak mempunyai apa-apa dihadapan Allah, Inna lilahi wa inl illahi roji’un semua nya akan kembali kepada mu ya Robs, bahkan selembar bajupun tak bisa kubawa untuk menghadapmu……..ihram-ku ya Allah semoga kebaikan, bisa menjadikan bekal untuk menghadapmu walau hanya sedikit, namun ya Allah engkau maha pemurah, maha pemaaf, maha berkehendak, dan maha segala yang menentukan…. Ya Allah aku telah berusaha, semua kembali kepadamu ya Allah.
Subhanllah ya Allah, engkau maha pengasih, dan penyanyang, tuntunlah hambamu ini untuk menuju kembali kehadiratmu dengan bekal amal ibadah dan kebaikan yang dapat Engkau terima ……Amin ..ya Allah ampunilah aku.