"PRAKATA REDAKSI"

Salam Alumnus,

Selamat Tahun Baru 2015

VIVA UNSOED





"VIRUS ENTREPRENEUR"


Inilah virus yang terkenal berbahaya itu. Berbahaya namun diinginkan banyak orang, karena pada kenyataannya, banyak yang ingin ikut ketularan.
“Memang aneh, orang kok minta ditulari virus”
Kalau kuliah nomor satu bisa membuat Anda berhati besar, tenang dan berpikir positip, virus ini akan merubah Anda menjadi sebaliknya. Indikasi tertular adalah mata sering terbelalak, nafas terengah-engah, sulit tidur, semangat menggebu-gebu “nggak sabaran”
Oleh karena itu, agar balance, saya selalu minta Anda menjiwai terlebih dahulu kuliah nomor satu: “Selalu Bersyukur, Selalu Berpikir Positip dan Dzikir Hati”, saat dimana kemampuan intuisi dan kreatip Anda sudah hidup.
Jadi, dengan bekal itu, Anda akan mendapatkan manfaat maksimum dalam mempraktekkan virus ini. Hasilnya nanti, saya jamin, eeenak tenaaan!!!
Pokoknya, suasana hati anda yang sekarang ini sudah sudah tenang sebagai hasil kuliah nomor satu, sekarang kita acak-acak lagi dengan kuliah nomor 2, virus entrepreneur. Kuncinya, waktu kita telan virus entrepreneur itu, kita selalu mendampinginya dengan kuliah nomor satu. Mudah kan?
Bacanya sampai tuntas, agar lengkap menangkap maknanya.

Inilah Virus Entrepreneur Anda
"Membuka usaha baru itu, tidak usah dipikir-pikir, langsung saja dibuka, seperti masuk kamar mandi"
Kamar mandi? Ya kamar mandi, “seperti waktu Anda mandi, pagi tadi"
Udah.
Udah? Ya udah, itu saja!!!
Ngawur ah!!! Coba renungkan lagi ….. masih ngawur
Belum cukup kan? Diskusi Yuk!!
Sebuah "kamar mandi" raksasa, yang saya masuki bersama beberapa rekan tiga tahun yang lalu; yang masuknya tanpa berkedip tanpa grogi tanpa takut, meski tahu benar "taruhannya" akan menyapu habis semua resources keluarga yang ada; dan resiko yang tak terhingga besarnya; ternyata, kini makin berkembang menjadi sebuah group besar.
Itu adalah kisah nyata, bagaimana sebuah keputusan besar diambil dengan "ringan", tanpa pikir-pikir, ibarat masuk kamar mandi.
Jangan salah, itupun "kamar mandi" yang ke empat puluh dua, loh!
Hanya yang pertama saja yang "gemeteran", ada rasa takut dan pikir-pikir.
Selanjutnya, karena maunya memang ingin menerapkan: "Membuka usaha baru itu, tidak usah dipikir-pikir, langsung saja dibuka, seperti masuk kamar mandi"
Maka yg kedua, ketiga, apalagi keempat puluh dua, sudah benar-benar "full masuk kamar mandi" nggak pake berkedip, nggak pake dipikir-pikir, apalagi takut, langsung ae dibukak!!!
Ini ada cerita lain dari rekan peserta mentor bisnis, betapa "ringan" nya dia membuat keputusan buka bisnis baru, akibat menerapkan "masuk kamar mandi"
Saya kutip apa adanya.
"Cak Yo menjadi inspirator saya untuk mempercepat impian punya toko lagi. Sing jelas saiki dengan pertimbangan lebih cermat. Pengambilan keputusan yang cepat tapi cermat, koyok pas awak dewe pertama kali ditakoni Cak Yo siji-siji dalam mengambil keputusan ambil bisnis BMT opo enggak. Masio ketoke diawur ae, tapi sepersekian detik ada satu pertimbangan cerdik. Ambil kesempatan atau you loose it, baby....Onok sing nawani aku toko dengan lokasi srategis di pasar baru, masio aku gak duwe duwit aku bilang ya.....coba ulur 3 hari ternyata Gusti Allah sing ngatur toko itu kita ambil, besoknya ada yang berminat.... whuihh, hampir aku kehilangan kesempatan.. .....Pasar Baru Bandung iku Tanah Abangnya Bandung..... ....Mudah-mudahan kalau rejeki itu masih jadi milik saya aku akan buka tanggal 20 an Nopember.... ." Tulis Murweni Dewi Yudatri dalam milis Mentor Bisnis.
Ini contoh betapa "nyata" nya, masuk kamar mandi, nggak dipikir-pikir. Langsung ae di bukak. Berhasil atau tidak bisnis yang dia buka, dia telah menyelamatkan kesempatan bisnisnya.
Ini lagi, sebuah kisah yang lainnya, namun sebuah kegagalan.
"Sebuah kamar mandi baru yang nyaris saya masuki seminggu yang lalu ternyata, pagi tadi menghasilkan seratus sepuluh juta rupiah profit bersih dalam hanya dalam waktu kurang dari seminggu" Saya sudah pilih saham PGAS senilai 330 Juta, dan telah pula booking Security Agent saya untuk siap-siap membelinya. Namun, sebuah email hoax mengatakan “jangan investasi, simpan uang cash”
Setitik keraguan itu telah membuat saya hold keputusan saya, dan hasilnya bisa ditebak, saham PGAS naik 30%, namun saya sudah terlanjur kehilangan kesempatan itu.

Apa sih Hebatnya?
Hebatnya, ......
Pada waktu Anda membuat sebuah keputusan "ambil atau tidak" sebuah bisnis, tenaga Anda pasti akan tersedot habis oleh rasa takut, was-was, jangan-jangan nanti gagal, jangan-janga nanti bangkrut, ditipu, duitnya dari mannnaaaa? Wah habis dong kalo gagal, jangan-jangan itu, jangan-jangan ini, dll, dll........ semua berkecamuk menjadi satu membuat diri kita serasa lumpuh.
Itu sangat manusiawi, namun sangat tidak berguna, bahkan boleh dikatakan sebagai sangat merugikan. Karena, seluruh intuisi, kreatifitas dan tenaga kita hilang tersita habis.
Yang lebih parah adalah, apalagi bila kita memutuskan "ambil atau tidak" sebuah bisnis besar, yang "taruhan" nya pun nggak kira-kira besarnya. Bayangkan, ambil prospek bisnis ini, kalau berhasil Anda bisa sukses dan kaya raya, tapi kalau gagal, Anda tahu pasti bahwa apapun yang Anda miliki saat ini, akan tersapu habis. Waduh, kalau sudah begini, bernafaspun, rasanya nggak berani.
Jadi, mau buka “satu bisnis baru” saja sudah sedemikian tersedotnya energi kita, apalagi mau buka dua, tiga, sepuluh, …. empat puluh dua ….. Kagak bakal nyampe deh Anda.
Tambahan lagi, banyak entrepreneur baru yang merasa sudah sukses karena dia telah berhasil membuka sebuah usaha, meskipun itu hanyalah sebuah usaha kecil. Jadi, dia mentok saja disitu, nggak tahu kalau diluaran sangat banyak kesempatan dimana dia bisa berkembang dan berkembang terus.
Bagaimana bisa sukses, kalau hanya memiliki sebuah usaha kecil? Untuk menjadi seorang entrepreneur sukses, Anda harus terus tanpa henti mencoba membuka usaha-usaha baru Anda.
Usaha pertama, biasanya sebuah usaha kecil, dan biasanya Anda anggap sebagai sarana belajar dan uji nyali. Berikutnya, mungkin masih usaha kecil juga, nggak apa-apa, berikutnya lagi yang sedang, berikutnya lagi yang lebih besar sampai terpupuk kekuatan dan keberanian mengambil yang besar sekalian.
Syukur-syukur apabila usaha yang paling pertama itu berhasil, maka Anda dapat menggunakannya untuk leverage pembukaan usaha baru kedua, ketiga dan seterusnya.
Apapun hasilnya bisnis pertama yang Anda buka, Anda harus terus membuka bisnis-bisnis baru yang berikutnya.
Disinilah konsep masuk kamar mandi menunjukkan kesaktiannya. Disini Anda ditantang, bagaimana mungkin Anda berani membuka bisnis baru kedua, atau ketiga, dan seterusnya, kalau yang pertama saja kurang berhasil, atau bahkan gagal sama sekali. Orang akan bilang, gila kale
Saat ini Anda adalah seorang Ayah atau Ibu yang berbahagia karena memiliki seorang Anak mungil yang baru belajar berjalan, namun karena Anak Anda jatuh dan jatuh terus, maka Anda dengan penuh kebijaksanaan dan suara berwibawa berkata kepada Anak Anda: “Nak, ternyata kamu sudah dua puluh kali terjatuh, dan itu sangat membahayakan. Oleh karena itu, mulai sekarang saya melarang kamu untuk berjalan, selamanya. ”Ini baru edaaan!!
Namun, dari mana kita bisa memperoleh energi luar biasa itu, agar bisa ringan waktu memutuskan mengambil bisnis baru, atau bisa bangkit segera setelah jatuh? Yang jelas, banyak rekan entrepreneur baru yang terus termangu-mangu menyesali diri mengapa tak pernah bisa memulai bisnisnya yang pertama, atau bahkan mengapa bisa gagal dalam bisnis pertama atau keduanya.
Jawabannya terletak pada virus entrepreneur itu, "Membuka usaha baru itu, tidak usah dipikir-pikir, langsung saja dibuka, seperti masuk kamar mandi"
Lha wong, mandi saja kok pake dipikir-pikir. Masuk saja ke kamar mandi, lihat apa yang terjadi didalamnya. Kalau ternyata airnya hanya seember kecil, ya sudah, cuci muka saja (ambil segmen market yang lebih kecil saja). Kalau ada tikus atau kecoa, gebuk matiin saja (pecat saja tuh pegawai yang makan duit kita). Kalau lantainya licin, jalan pelan-pelan dong (jangan terlalu ekspansi, nanti terpeleset, loh). Dan seterusnya.
Yang penting, semua musti tuntas, tas!!. Baru “mandi” kita sempurna, apapun hasilnya.
Karena Anda semua pagi tadi pasti sudah mandi, maka Anda pasti bisa “mandi” yang satu ini.
Dengan cara ini, Anda tidak akan pernah membuang energi sedikitpun juga untuk mengatasi kecemasan dan ketakutan yang tidak perlu itu. Pokoknya, Anda membutuhkan seluruh energi Anda secara maksimal dan konsentrasi terus menerus untuk memulai dan memelihara kelangsungan dan berkembangnya bisnis yang baru Anda buka.
Itu hanya bisa terjadi kalau Anda memulai “segalanya dengan ringan”. Kalau ini terjadi, maka, berbagai hambatan dan kesulitan seakan selalu ada jalan keluarnya. Dengan energi yang terjaga itu, tiba-tiba saja kita selalu punya berbagai exit strategi atas berbagai kesulitan yang tiba-tiba dan selalu muncul menghadang bisnis baru kita. Karena pada dasarnya, tak ada bisnis yang bisa berjalan mulus meluncur tanpa hambatan. Artinya, semua bisnis yang baru dibuka pasti mengalami berbagai kendala dan hambatan.
Dengan energi luar biasa yang selalu terjaga seperti itu, dalam setiap bisnis baru yang saya buka, saya selalu memiliki Plan A, Plan B, Plan C, dan seterusnya, sampai Plan Z kalau perlu. Pokoknya kagak ada matinye. Lalu, kembali lagi ke Plan F (Failed), bila benar-benar sudah tidak ada harapan lagi, artinya bisnis baru tersebut musti ditutup.
Membuka dengan ringan, menutupnya pun pasti bisa kita lakukan dengan ringan pula.
Ngak Perlu “Dipikir-pikir”, tapi “dipikir” abisss!!

Kesempatan Bisnis Baru Selalu Ada Dimana-mana
Ini juga menjadi masalah sekaligus berkah bila kita sudah menjadi seorang entrepreneur. Nggak tahu mengapa, tiba-tiba, sepertinya Tuhan selalu dan selalu menyodorkan berbagai kesempatan bisnis yang sepertinya terus berdatangan.
Dibiarkan lewat, sayang. Di follow-up menghabiskan tenaga. Namun saya selalu memilih yang kedua.
Pada kesempatan pertama bertemu dengan seseorang pembawa prospek bisnis baru, kita harus selalu menunjukkan energi positip kita, artinya kita manfaatkan energi kuliah pertama secara utuh.
Intuisi kita bisa berbicara, bahwa yang datang ini adalah benar-benar tulus ingin maju bersama atau bahkan penipu. Hati-hati, pada jaman yang sedang dilanda krisis seperti ini, kelompok yang kedua makin banyak berdatangan ketempat kita.
Saya memiliki beberapa cara mengetahui bahwa yang datang itu adalah tulus ingin maju bersama kita atau kelompok yang kedua itu. Salah satunya adalah, bila yang bersangkutan dengan berbagai cara akhirnya berhasil menyampaikan pesan kepada kita bahwa sejumlah uang muka musti kita bayarkan segera kepada ybs. atau pihak yang dia tunjuk untuk secure bisnis yang dimaksud, maka sudah pasti saya minta dia menghadap kepintu, lalu saya dorong dia keluar.
Ada banyak cara lainnya untuk menguji hal itu. Coba pelajari.
Minta dia presentasi bisnis yang dimaksud. Kita tidak perlu minteri, biar semua mengalir, baik Feasibilty Study nya, keyakinannya, hitung-hitungan detailnya. Buat dia bersemangat bahwa bisnisnya memang bagus sekali, sehingga makin mengalirlah apapun yang ada dalam pikirannya.
Sampai pada titik ini, saya selalu menunjukkan sikap positip bahwa saya tertarik dan ikut dalam bisnis yang diusulkan tersebut.
Ambil….. Pak?, ….. aaambiiil.
Toh saya masih punya waktu, paling tidak beberapa hari lagi untuk mengkonfirmasikan apa-apa yang dia paparkan. Akan banyak pihak ketiga yang dapat membantu kita melakukan chech & recheck itu.
Disini kita harus menyelesaikan “PR” kita, habis-habisan mempelajari bisnis yang ditawarkan dari segala sisi, dengan semua referensi dan rekan yang kita miliki.
Karena kita sudah memiliki energi kuliah 1 dan kuliah 3 ini dengan baik, maka, biasanya kita malah nggak bisa tidur karena energi positip terobsesi ingin segera memulai bisnis baru itu.
Namun, energi positip ini sekaligus menjaga kita untuk tidak tertipu atau terlena karena kita menjadi tidak mudah lelah atau menyerah akan informasi apapun yang dia berikan.
Kalau semua check & recheck kita menunjukkan positip, dan bila kita memiliki resources untuk merealisasikannya, maka langsung saja kita go ahead menjalankan bisnis baru tersebut. Tidak perlu sama sekali kita memberi ruang sedikitpun buat kecemasan atau ketakutan akan kegagalan.
Untuk sebuah bisnis besar, sudah barang tentu kita membutuhkan berbagai study tingkat lanjut, yang nanti akan kita bahas bersama pada kuliah selanjutnya.
Proses masuknya pun tak beda dengan bisnis kecil. Bila positip, langsung saja masuki dengan ringan.
Disini terlihat betapa kita menggunakan otak kanan sekaligus otak kiri kita, secara balance.

Diawur saja
Hati-hati, bila Anda melihat seorang entrepreneur yang bilang wes diawur ae.
Karena sebenarnya, dalam waktu yang amat singkat, dia dengan intuisinya yang sangat kuat, mampu melihat sebuah kesempatan dimana orang lain justru melihatnya sebagai masalah.
Dengan intuisi yang kuat, ia mampu dengan cepat melihat sebuah produk atau jasa yang ditawarkan dalam suatu proposal bisnis adalah menguntungkan.
Karena kecepatannya itulah, dia dalam waktu yang amat singkat dia mampu memutuskan ambil atau tidak ambil bisnis baru yang ditawarkan.
Dan orang akan melihat, wah di awur saja ya?
Andapun, dengan menjiwai kuliah 1 dan 3 secara mendalam, pasti akan mampu melakukan hal yang sama ….. wes, diawur ae !!
Originator Virus Entrepreneur
Originator virus entrepreneur ini adalah senior entrepreneur Purdi E Chandra. Banyak sekali yang sudah mengikutinya, berhasil maupun gagal.
Saya menemukan, bagaimana cara terbaik menggunakannya dengan benar dan aman. Caranya adalah dengan modifikasi berupa pembangkitan dan penguatan jiwa entrepreneur kita sebagaimana saya sampaikan di kuliah nomor 1. Anda musti pula meneruskan hingga ke kuliah yang berikutnya.
Bagaimana menerapkan virus entrepreneur secara benar dan aman sudah saya sampaikan secara lengkap sebagaimana diatas.
Oh ya, kitapun juga sudah mendapatkan ijin beliau, untuk ikut mempelajarinya. Jadi, virus ini dijamin halal.

Kesimpulan
  • Tidak ada cara instant untuk menjadi entrepreneur.
  • Kita musti bangkitkan dahulu jiwa entrepreneur kita dengan kuliah nomor 1. Lalu, dengan sabar kita masukkan virus entrepreneur kedalam pola berpikir dan mental kita sebagaimana kuliah nomor 3.
  • Meskipun energi entrepreneur luar biasa sekali hebatnya, namun tetap ada batasnya. Oleh karena itu, jangan habiskan energi berharga Anda tersedot habis untuk kecemasan dan ketakutan yang tidak perlu. Anda membutuhkan seluruh energi Anda secara maksimal dan konsentrasi terus menerus untuk memulai dan memelihara kelangsungan dan berkembangnya bisnis yang baru Anda buka.
  • Untuk itu, jurus masuk kamar mandi adalah paling top markotoppp
  • Leadership yang di share oleh rekan kita Edwin H Abdullah, akan membuat Anda menjadi entrepreneur yang sempurna.
  • Berikutnya: Buka Bisnis Apa, dong!!
Salam,

Sumber : Sunaryo Suhadi. ikaitsjkartaraya

Form Sumbangan Artikel, Konsultasi, Kritik & Saran Anda


Nama
Email
Judul
Artikel/Uraian
Image Verification
captcha
Masukkan Kode di Sebelah Ini:
[ Refresh Image ] [ What's This? ]