"PRAKATA REDAKSI"

Salam Alumnus,

Selamat Tahun Baru 2015

VIVA UNSOED





"Si Dogel dan Bisnisnya" By Agus Bod


"Kita dapat memulai usaha tidak harus dengan uang tunai tapi dengan apa yang kita miliki...."
Begitulah kalimat yang diucapkan oleh seorang teman yang sekarang jadi pengusaha sukses, sebut saja namanya " Dogel"  pada saya beberapa waktu yang lalu. Dia mencontohkan Designer Indonesia terkenal,  Ramly yang karya bordirnya diminati oleh para selebritis Indonesia, modalnya pertamanya hanya 2 mesin jahit. Usaha saya saat ini ternyata  "mulai saya pelajari" sejak masih di bangku sekolah, begitu dia memulai ceritanya....

Ketika saya  memulai bisnis untuk yang pertama kalinya, modalnya adalah apa yang saya miliki.
Dogel kemudian menceritakan kisah yang tidak bisa dia lupakan sampai saat ini tentang bagaimana dia mulai belajar cari uang sendiri sejak kecil.
“Dogel, Kalau kamu ingin mendapatkan uang. Itu di kamar sebelah ada buah mangga yang baru diambil dari pohon” kata ibuku mengajari Saya berbisnis. “Ya Mak saya akan latihan jualan” jawabnya. Dogel adalah anak dari seorang buruh harian . Saya kemudian  memasukkan mangga itu satu persatu sampai tas ransel kebangganku tersebut penuh. Malam itu begitu lama, Saya berharap segera pagi untuk segera mempraktekkan berjualan mangga. Saya berangkat pagi jam 6.00, lebih cepat setengah jam dari biasanya berangkat ke sekolah. Sesampainya di sekolah mangga saya tata di atas koran bekas. Setengah jam saya menunggu pembeli, tetapi tidak satupun ada yang membeli mangga saya. ”Teng-teng.....” suara bel tanda sekolah masuk. Saya mengemasi jualan, memasukkan koran bekas dan mangga kedalam ransel untuk menyiapkan diri mendapat pelajaran.

Istirahatpun tiba, Saya pasarkan mangga itu kembali dan tidak begitu lama datanglah kawanku Armi dan Amin untuk membeli mangga tersebut. ”Harganya berapa Gel?.” tanya keduanya. ”Lima rupiah dapat dua” jawabku ketika itu. ”Dikasih bonus satu ya” tawar mereka. ”Ya boleh” jawabnya. Armi dan Amin adalah satu-satu pembeli pada hari itu. Tidak terlalu lama waktu istirahat telah habis dan Saya harus mengemasi dagangan saya.

Setelah bel tanda pulang, Saya berpikir bagaimana agar mangga tersebut habis, karena masih banyak, baru ada satu pembeli. Kemudian Saya  mendekati penjual rujak, yaitu Ibu Lem. ”Bu dapatkah mangga ini saya tukar dengan rujak?”  tanyaku dengan sedikit memelas. ”Bisa Mas Dogel’ jawab Bu Lem. Setelah rujak dibungkus, kemudian saya bawa pulang dengan hati sangat gembira karena telah sukses menjual mangga dan menukar mangga dengan rujak. 
Bisnis pertama Saya ini tidak pernah saya lupakan. “Ini Mak rujak. Emak sudah mengajari saya berjualan “ sambil memberikan sebungkus rujak kepada Emaknya.. Pelajaran yang diberikan Emaknya tersebut merupakan pelajaran yang merupakan titik awal cara berpikir Dogel dalam dunia bisnis. Dari peristiwa tersebut akhirnya saya mampu membaca peluang. Ketika musim jambu maka Saya jualan jambu. Ketika musim panas dan angin Dogel jualan layang-layang dan air mancur. Air mancur  dibuatnya dari plastik  Ketika musim hujan Dogel pergi ke hutan mencari bambu kecil yang ruasnya panjang, sehingga dapat dibuat mainan “tulup”, permainan tembak-tembakan dengan cara meniup ujung bambu yang satu yang telah diberi peluru dari tanah liat atau buah-buahan kecil. Setelah menjadi tulup, kemudian Dia jual dengan harga ketika itu Rp.5,- mendapat tiga buah.
Sahabat  semuanya, tentu banyak pelajaran yang kita dapat dari kisah teman saya diatas. Ternyata bahwa memulai usaha atau bisnis tidak harus menunggu kita punya modal uang yang cukup, Usaha bisa kita mulai dari  apa yang sekarang kita miliki.

Form Sumbangan Artikel, Konsultasi, Kritik & Saran Anda


Nama
Email
Judul
Artikel/Uraian
Image Verification
captcha
Masukkan Kode di Sebelah Ini:
[ Refresh Image ] [ What's This? ]